BENARKAH HARGA MENJADI PENYEBAB MAHALNYA ETIKA?
Etika sudah menjadi identitas bagi manusia yang baik dan berpikir, namun fenomenanya semakin berkembangnya zaman dan semakin tuanya usia bumi etika mulai menjadi kerinduan bagi orang-orang yang masih menghidupkan aturan dalam dirinya, sebab etika mulai habis lesap perlahan-lahan.
Dapat kita lihat saat ini para tetangga telah banyak yang tidak lagi saling bertegur sapa. Para siswa tidak lagi hormat kepada gurunya. Anak-anak tidak lagi santun pada orangtua mereka, dan banyak lagi kasus lainnya.
Perlu didudukkan kembali bahwa Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.[butuh rujukan] Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Baca Juga:
Barangkali hal-hal yang menjadi garis besar penting dalam etika tidak lagi diulang-ulang dan diterapkan. Beberapa penyebab yang dapat kita lihat dari ketiga kasus di atas adalah:
a. Tetangga tidak lagi saling bertegur sapa akibat; Satu kesalahan awal tidak meninggalkan maaf sehingga kesalahan-kesalahan berikutnya menjadi saling berbalas dan terus menerus begitu. Etika dalam hal ini sangat berkaitan dengan pentingnya menerapkan introspeksi kepada diri sendiri.
Tentu saja, apabila kita sudah ringan dalam hal meminta maaf dan memaafkan, hal demikian tidak akan terjadi. Sedangkan masalah-masalah tersebut tidak pernah dibahas ataupun dikonfirmasi.
b. Para siswa tidak lagi hormat kepada gurunya akibat; Perlunya menumbuhkan karakter bagi anak-anak (dalam hal ini siswa) merupakan suatu keharusan baik bagi guru dalam bentuk kesadaran dan kepedulian maupun gambaran satuan kurikulum. Sebagai seorang guru sudah semestinya hal ini menjadi tanggungjawab yang akan dipertanggungjaabkan baik di dunia dan di akhirat.
Akan tetapi, pada saat sekarang ini masih dapat kita lihat beberapa guru yang masih menganggap profesinya adalah pekerjaan belaka, sehingga kurangnya rasa tanggungjawab kepada anak-anak (siswa)-- Guru perlu membuktikan bahwa dirinya adalah contoh bagi siswa khususnya dalam hal etika.
Sebagai seorang guru, perlu berani menegur dan tidak lelah untuk mengingatkan anak-anak akan hal baik dan mengajarkan mereka tentang kesadaran diri serta tanggungjawab. Hal sedemikian tentu juga berkaitan erat dengan etika dan kesantunan.
c. Anak-anak tidak lagi santun pada orangtua mereka, hal ini akibat; Terlalu otoriternya orangtua akan mengakibatkan anak-anak berbohong dan berkepribadian ganda. Sebab dalam ligkungan terdekatnya ia tidak bisa menjadi diri sendiri dan tidak merasa disuport.
Akan tetapi, terus menerus memberikan suport yang kadangkala berakibat fatal, anak-anak akan menjadi besar kepada atau menjadi lupa diri. Butuh kontrol yang ekstra dalam memberikan dukungan. Hal ini perlu dihubungkan dengan karakter, sebab setiap anak berbeda pula karakternya.
Dari ketiga kasus yang kerap kita temukan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa etika sebenarnya masih bisa dibentuk atau diperbaiki. Mereka ataupun diri kita sendiri perlu memberikan PR-PR untuk membiasakan diri dalam introspeksi dan kesadaran sehingga bisa menjadikan kita semakin baik lagi.
Misalnya; dengan memberikan waktu kepada diri sendiri untuk merenungkan tentang hal yang telah terjadi hari ini pada setiap malam. Bertanya-tanya mengapa seseorang telah berubah sikap terhadap diri kita. Mulai membiasakan diri mengucapkan tiga kata kunci penting (tolong, terimakasih, dan maaf), dan membiasakan diri untuk tidak mengatakan hal yang tidak perlu, serta mengontrol bahasa dan bahan candaan saat bergurau.
Mengajak tentu akan lebih baik daripada memberi perintah, sebab itu patut dicobakan kepada anak-anak dan atau para siswa. Sebagai orangtua, tentulah kita yang menjadi lakon utama dan berperan sangat penting.
sumber :
Wikipedia. "Etika". Diakses 3 September 2017
Wikipedia. "Etika". Diakses 3 September 2017
yenifardila, Bukittinggi 3 September 2017--WEBBLOGER ETIKA (aku malu jika tidak melakukan apa-apa).
0 Response to "BENARKAH HARGA MENJADI PENYEBAB MAHALNYA ETIKA?"
Post a Comment